Go Genting Ting Ting Byaaar
Bertajuk Las Vegasnya Asia Tenggara, Genting Highland menawarkan sejuta pesona bagi para penggila judi yang ingin mencoba peruntungannya di meja judi. Terletak di puncak bukit yang bersuhu dingin dengan pemandangan yang indah dan dukungan ribuan kamar hotel sekelas FIRST WORLD, Gemerlap genting memang bak buaian angin sepoi-sepoi menina bobokkan para pelancong dari berbagai penjuru.
Untuk mencapai Genting bisa menggunakan bus (Go Genting) untuk kemudian dilanjutkan dengan Cable Car (Skyway), taksi ataupun mobil pribadi dengan melewati jalur berkelok-kelok layaknya Jakarta-Bandung via Purwakarta ataupun Bandung-Garut-Tasikmalaya namun tidak seindah Jakarta-Puncak yang disuguhi hamparan hijaunya permadani kebun teh. Perjalanan selama kurang lebih 1-2 jam (jika tidak salah hitung) lumayan membosankan karena disepanjang perjalanan hanya disuguhi pemandang monoton pegunungan, hutan dah tebing2.
Bus Go Genting terdapat dibeberapa titik dipusat kota Kuala Lumpur di antaranya KL Sentral, Puduraya (saat saya berkunjung, Puduraya sedang ditutup sementara karena sedang di renovasi), Pasar Rakyat dan Terminal Putra/Gombak.
Perjalanan saya di mulai dari Masjid Jamiek (LRT Station, KELANA JAYA Line) menuju Terminal Putra/Gombak (RM 2,30) dengan pertimbangan untuk menghindari kemacetan apabila harus ditempuh dari Puduraya (PUDURAYA, karena menurut informasi hasil googling, meskipun sedang dalam tahap renovasi, namun Go Genting masih melayani rute via Puduraya) dan agak jauh dan membuang waktu apabila dari Pasar Rakyat atau pun harus memutar arah kembali jika ke KL Sentral dahulu. Selain itu karena jarak penginapan saya dengan LRT Masjid Jamiek kurang lebih hanya 5 menit dengan berjalan kaki.
Setelah pesawat mendarat di LCCT kemudian lanjut ke KL Sentral dan Masjid Jamiek, namun karena kesalahan teknis (salah baca peta saat menuju penginapan), waktu terbuang kurang lebih 1-2jam untuk mencari-cari alamat, proses check in, serta istirahat sebentar mengakibatkan jatah main di Genting terpotong sia-sia tidak semestinya.
Sesampainya di Terminal Putra/Gombak langsung menuju loket penjualan tiket bus Go Genting berikut Cable Car seharga RM 8,4 one way (semua tiket Go Genting hanya bisa dibeli one way, jadi jika tidak akan menginap begitu sampe di terminal Cable Car, segeralah beli tiket pulang baik itu bus maupun cable car nya.
Harga tiket Bus bervariasi tergantung kemana tujuannya dan cable car RM 5. Ada sedikit keributan dengan penjaga loket bus karena tiket bus malam telah habis dan yang tersisa hanya untuk jam 5:30PM dan kita semua bingung sementara waktu sudah menunjukkan 3:30PM. Akhirnya karena sudah terlanjur tinggal selangkah menuju Genting, dengan penuh keraguan dan bismillah saja, tiket bus menuju Pasar Rakyat 5:30PM pun dibeli RM 4,60 (dalam itinerary seharusnya kembali ke Terminal Putra/Gombak tetapi tiket paling terakhir jam 5:00PM).
Entah lah apakah dikarenakan saya yang kurang memberi informasi kepada teman-teman atau karena salah persepsi atau karena situasi yang lumayan berdesak-desakan waktu itu dan tiket dipegang oleh saya, meskipun saya sudah beberapa kali menjelaskan bahwa tiket yang barusan dibeli adalah tiket untuk pulang, namun 3 orang teman terpaksa harus kehilangan tiket cable car untuk pulang karena diberikan kepada petugas saat akan menaiki cable car menuju Genting (padahal seharusnya tinggal bilang sama petugasnya “group” sehingga petugas tinggal meminta tiket kepada pemimpin group tersebut), alhasil selama perjalanan menuju Genting terjadi keributan kecil.
Pejalanan dengan Cable Car cukup menegangkan, karena terus menerus mendaki dengan tingkat kecuraman 20-45 derajat (gak yakin juga bener apa tidak, yang jelas lumayan curam) dengan hutan-hutan dibawahnya dan entah apakah memang disengaja atau karena gangguan teknis, cable car yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti di tengah-tengah kecuraman hampir 45 derajat (sempat terpikir jangan-jangan mati lampu karena cuaca begitu mendung diselimuti kabut) selama kurang lebih 1-2 menit dan pun saat perjalanan turun.
Sesampainya di puncak, kerusuhan kembali terjadi dan kali ini sangat menyesakkan dada, Genting diguyur hujan dengan hanya menyisakan waktu kurang dari 2 jam untuk segera turun kembali menuju Kuala Lumpur. Byaaaaaaaaarrr, bubar jalan rencana yang sudah di susun untuk sedikit sightseeing di outdoor park pun musnah sudah dan cuma bisa untuk berputar-putar di indoor park .
Sudahlah apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, Genting Cuma bisa di nikmati hanya sebatas syarat pernah berkunjung saja dan perjalanan pulang pun dinikmati dengan senyum kecut tak lagi bergairah. Sesampainya di cable car station, bus sudah menunggu dan anehnya cuaca tidak hujan sama sekali, grrrhhh….rejeki tidak beruntung kali ini. Sesampainya di Pasar Rakyat, terpaksa harus terseok-seok berjalan kaki mencari-cari station LRT Hang Tuah (ternyata salah persepsi, dipikir Pasar Rakyat dan Plaza Rakyat adalah tempat yang sama).
Bertanya-tanya kesana kemari tidak ada yang tahu di mana letak persis Station LRT Hang Tuah, bahkan dengan disodorkan peta sekalipun. Tak tau arah ditambah otak yang sudah tidak konek lagi, menyebabkan salah arah hingga akhirnya terdampar di station Monorail Imbi di Bukit Bintang. Tanpa pikir panjang lagi, akhirnya membeli tiket Imbi menuju Hang Tuah untuk kemudian ganti dengan LRT menuju Masjid Jamiek (Ampang Line) dan kembali ke hotel (Imbi --> Hang Tuah RM 1,20, Hang Tuah --> Masjid Jamiek RM 1,20).
Info : Jadwal bus Go Genting dan fare bisa dilihat di sini
Hal Penting :
- Jika akan ke Genting selepas jam 12 siang, lebih baik menginap di sana
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti cuaca dan
kemungkinan tiket perjalanan pulang malam hari habis
- Ingatkan kepada teman-teman dalam satu group soal tiket pulang khususnya
cable car dari Genting menuju cable car station
- Tetapkan tujuan pulang dan siapkan alternative lain sehingga tidak
membuang-buang waktu saat keadaan memaksa seperti halnya tiket habis, dll
- Untuk yang akan menginap, alangkah lebih baiknya jika booking kamar hotel
via online
0 comments:
Post a Comment