Explore Negeri Singa (1)
Setelah dibebaskan pihak imigrasi Singapura di Woodlands Checkpoint (cerita lengkapnya bisa dibaca di sini), bus transnasional yang membawa kami akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Terminal Bus Lavender Singapura.
Akibat kejadian tersebut agak sedikit merubah mood jadi gak menentu. Bagaimana tidak, waktu sudah menunjukkan pukul 14 sementara dalam itinerary seharusnya sudah check in di hotel dan melanjutkan perjalanan ke Sentosa Island dan waktu tinggal tersisa esok hari dengan jadwal yang juga padat.
Sambil berusaha tenang dan memutar otak untuk merubah itinerary, kesan pertama saat mulai memasuki Singapura adalah "HIJAU" "SEGAR" "BERSIH", sepanjang jalan dari Woodlands menuju pusat kota hijau dengan pepohonan dan jalanan yang lebar dan bersih tertata rapi. Negara yang besarnya tidak lebih dari Jakarta ini memang layak dijuluki salah satu kota terbersih di Dunia.
Selain jalanan yang lebar dan hijau nya pepohonan, pedestrian untuk area pejalan kaki juga tak kalah lebar dan yang tak kalah menarik untuk dicermati adalah mobil-mobil yang berlalu lalang tidak ada satupun yang jelek, semuanya high class car dari mulai Lexus, Jaguar, Audi, BMW, Mercedes dan lain-lain, sangat bertolak belakang sekali dengan Malaysia yang didominasi oleh mobil nasional Proton atau di Indonesia dengan Japanese Car nya Toyota dan Honda.
Kurang lebih 30 menit, bus akhirnya memasuki terminal bus Lavender yang ternyata sangat sepi dan hanya merupakan tanah lapang dipoldur tidak terdapat papan nama trayek-trayek bus serta tidak jauh lebih besar dari lapangan basket (gak yakin juga, hanya perkiraan saja) sangat jauh berbeda dengan terminal bus yang ada di Indonesia yang umumnya dipenuhi dengan bus-bus antar kota ataupun propinsi.
Dari sini, saya memutuskan untuk berjalan kaki menuju station MRT Lavender untuk kemudian menuju station Bugis dan hostel. Rencana semula selama di Singapura saya akan menggunakan Singapore Tourist Pass (STP) untuk mengakomodir semua biaya transportasi baik untuk MRT maupun Bus, namun waktu itu STP tersebut telah habis dan hanya bisa di beli di Changi Airport dan Dhoby Ghaut. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli EZ Link Card saja dengan pertimbangan kemudahan dan invest suatu saat saya kembali lagi ke Singapura, ya tinggal di top up saja.
Singapore Tourist Pass adalah sebuah kartu yang digunakan khusus untuk turis yang mengunjungi Singapura yang bisa digunakan selama jumlah hari tertentu tanpa ada batasan alias unlimited (bisa diasumsikan menyewa kartu). STP harganya bervariasi dari mulai SGD 8 untuk 1 hari, SGD 16 untuk dua hari dan SGD 24 untuk 3 hari sedangkan untuk biaya sewa kartunya adalah SGD 10 (refundable saat kartu dikembalikan dalam 5 hari).
Bedanya dengan EZ Link Card adalah dalam hal deposit kartu yang tidak bisa di refund dan menjadi hak milik di mana harga perdana EZ Link card bisa di beli seharga SGD 15 (SGD 10 adalah prepaid dan SGD 5 adalah non refundable untuk biaya kartu). Informasi mengenai Singapore Tourist Pass ini bisa dilihat selengkapnya di sini dan untuk EZ Link Card di sini.
Pengalaman pertama menggunakan EZ Link Card dan MRT tidak menemui hambatan sedikitpun, cukup dimaklumi mengingat system transportasi di Singapura ini sangat berbeda jauh dengan Indonesia (bedanya apa?...sepertinya semua sudah memahaminya tanpa dijelaskan lebih lanjut).
BERSAMBUNG.....
0 comments:
Post a Comment