Liku Menuju Bromo
Akibat terlalu lama kuliner di kota Malang, akhirnya perjalanan menuju Bromo harus molor 3 jam lebih. Sebetulnya ada beberapa alternatif menuju Bromo di antaranya dari Lumajang, Malang dan Probolinggo. Saya memilih melalui Probolinggo karena sangat ingin bermalam di Cemoro Lawang, sebuah desa yang merupakan pintu gerbang menuju Bromo dari arah Probolinggo.
Saya memang sangat nyaman dengan tempat yang hijau berkontur tidak rata atau berbukit-bukit, skyscraper dan old town. Berada di tempat-tempat seperti itu membuat saya merasa tenang dan nyaman meski hanya duduk-duduk dengan ditemani secangkir teh maupun kopi, uuuhhmmm..nikmatnya hidup!.
Tiba di terminal Banyu Angga Probolinggo pukul 15:30pm, saya langsung bergegas keluar dari Terminal menuju sisi jalan raya di mana terdapat kendaraan umum semacam mini bus (masyarakat setempat menyebutnya BISON/ELF). Belum juga mendekat, saya sudah didatangi beberapa orang yang menanyakan tujuan saya kemana, saya acuhkan mereka dengan terus berjalan mendekati salah satu bison dan bertanya kepada pak sopir tujuan bison tersebut. Ternyata bison tersebut bukan menuju Cemoro Lawang yang saya maksud dan orang yang sejak tadi terus membuntuti saya kemudian mengantarkan menuju bison yang lainnya.
Dalam keadaan tertentu, alarm di otak saya biasanya menyala menandakan saya curiga atas apa yang sedang terjadi, pun saat itu setelah melakukan pembicaraan dengan bapak yang mengantarkan saya menemui pak sopir bison lainnya, apalagi menemukan keadaan bison tersebut masih kosong melompong tanpa satu pun penumpang di dalamnya. Tidak percaya atas penjelasan dari bapak-bapak yang kebetulan ikutan nimbrung yang belakangan saya tahu bahwa mereka adalah seorang juru parkir (GGRRRRHHHH!!!), akhirnya saya kembali mendatangi mobil bison awal. Hasilnya tetap NIHIL, karena pak sopirnya berkata bahwa bison tersebut bukan menuju Cemoro Lawang (entahlah apakah informasi tersebut benar adanya atau pak sopir tersebut takut akan calo-calo yang berkeliaran disekitarnya).
Waktu terus merangkak menuju senja, mobil bison yang ditunjukkan kepada saya tetap saja kosong. Saya mulai gelisah karena jika tidak segera berangkat, saya akan kemalaman di jalan terlebih dengan kondisi bromo yang masih mengeluarkan abu vulkanik, pasti jarak pandang juga tertutup abu dan mungkin berbahaya. Sebetulnya jika jumlah rombongan saya agak sedikit lebih banyak, saya akan carter bison tersebut, namun dengan hanya bertiga dengan harga sewa IDR300.000/mobil (harga bukan sewa IDR25.000/orang) membuat saya berpikir lagi jalur alternatif yang akan saya ambil (naik ojek).
Dengan kondisi bromo yang masih batuk-batuk dan larangan yang beredar di media, saya tidak yakin juga masih ada wisatawan yang hendak naik menuju bromo senja itu, maka tidak ada pilihan lain buat saya jika tetap ingin menuju bromo sore itu selain carter/sewa bison karena sebentar lagi menjelang malam dan harga sewa bison akan naik lagi, pun karena teman saya tidak mau naik ojek mengingat kondisi bromo saat itu dan sudah dipastikan jalanan penuh abu. Saya terus menerus negosiasi dengan pak sopirnya untuk meminta harga kebijaksanaan karena kami hanya bertiga dan akhirnya harga sewa mentok di IDR250.000. Astagaaaa...pasrah!.
Benar saja, perjalanan menuju bromo benar-benar berdebu ditambah kabut sudah mulai turun menjadikan jarak pandang sedikit kabur, untungnya pak sopirnya sudah sangat hafal medan (iyalah, tiap hari naik turun bromo-probolinggo). Pukul 18:30 akhirnya saya sampai di hotel yang sudah saya booking sejak 2 bulan sebelumnya dan mendapati keadaan disekitar layaknya kota mati, sepi, dingin, berdebu dan bergemuruh.
Hal Penting :
- Usahakan tiba di terminal Banyu Angga sebelum pukul 14:00 untuk menghindari tidak adanya angkutan umum jika memilih jalur Probolinggo
- Bison-Bison menuju Bromo tidak terdapat di dalam terminal, jadi berjalanlah keluar dari terminal
- Telepon lah pihak hotel yang Anda booking sebelumnya untuk menanyakan alternatif angkutan yang dapat digunakan untuk menuju kesana
- Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang bagaimana cara menuju Bromo agar tidak terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan
0 comments:
Post a Comment