Selam Aleykum Turkey


Baru saja posting soal destinasi-destinasi favorite para traveler di Tripadvisor yang di dalamnya terdapat Istanbul Turkey, tiba-tiba temen saya (saya biasa memanggilnya koting) ngajakin ke Turkey! . Jebred si koting yang berhasil memantrai saya, padahal baru saja kehilangan duit IDR 5jt an akibat kembali khilaf saat Air Asia promo baru-baru ini.

Selain itu, USD dan EURO sedang royal-royal nya membagi-bagikan kurs, sehari bisa nyawer turun naik 100 perak an, RAMPOK!. 

Sebetulnya Turkey memang salah satu negara impian saya selain Italy, Kenya, Palestine, Jordan, Greece, Russia, Peru, Norway dan juga beberapa negara lainnya di Eropa dan Africa. Namun sejatinya tidak secepat ini saya berkunjung ke Turkey karena memang sedang tak punya budget untuk traveling. Sisa cuti di kantor pun memang sedang saya tabung untuk perjalanan tahun depan 15 hari ke Middle East. Tapi sudahlah, penyakit khilaf saya memang susah disembuhkan rupanya, tergoda terus menerus.

Hari keberangkatan pun tiba, rute Jakarta-Singapore by Tiger kemudian Singapore-Jeddah-Istanbul by Saudia akan saya habiskan di udara. Ah, life is in the air bangat. Pesawat berbadan besar Saudia menerbangkan saya meninggalkan langit Singapore dan selama di perjalanan, dari layar monitor yang terletak di bagian belakang kursi di depan saya, pesawat menuju ke Riyadh. 

Dalam hati saya mulai panik, apakah saya menaiki pesawat yang salah? flight saya harusnya transit di Jeddah namun mengapa ini pesawat menuju Riyadh?. Kemudian begitu pesawat landing, seorang pemuda arab bertanya. Are u going to Jeddah? tanya nya. Yess!...sambung saya. Ok, keep staying on the plane, this plane actually going to Jeddah but transit in Riyadh. Jiaahh....Ngoookk to the njritt! bener-bener ini Saudia, umumin kek pake toa kalo transit di Riyadh dulu. Eh, tapi tunggu, mungkin tadi diumumkan namun karena berbahasa arab, jadi nya saya tidak mengerti. Saya memandang sekeliling, banyak di antara penumpang lain yang terbengong-bengong di tempat duduknya masing-masing dengan muka cengo haus informasi.

Tiba di Jeddah, langsung menuju departure hall dan melewati scanner. Ini kali kedua saya singgah di King Abdul Azis International Airport Jeddah, namun tetap saja petugas scanner bermalas-malasan kerja nya. Cuma nyuruh keluar saat metal detector berbunyi dan menunjuk ke arah keluar lagi saat alarm berbunyi lagi. Mau 4-5 kali pun jika metal detector berbunyi, maka itu petugas hanya menunjuk keluar dan menyuruh masuk lagi.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya langsung inisiatif melepaskan semua barang berunsur logam yang menempel di badan, pun dengan sepatu dan kaca mata. Thank you Sir, jawab si petugas mesem-mesem durjana, begitu metal detector tidak berbunyi sedikitpun saat saya melewati nya.

Sesampainya di Attaturk International Airport di Istanbul sisi Eropa, setelah mengantri pintu imigrasi yang mengular, saya dikecewakan oleh pelayanan Saudia. Bagasi saya hilang dan petugas yang melayani bagian perbagasian malah menyuruh saya mencari di antara tas-tas yang tersisa.

Sudah jelas-jelas itu belt way bagasi sudah end of service yang artinya sudah tidak ada lagi barang yang keluar dari badan pesawat!  malah disuruh nunggu pula sampe keluar semua. Becanda nih orang minta di jebred!

Saya ngotot bahwa bagasi saya tidak ada di situ dan si petugas dengan bahasa inggris yang terbata-bata menyuruh saya untuk ke kantor nya membuat laporan kehilangan dan hanya menunjuk "tuh di sana". Dan alhasil saya dan satu orang arabian look tersesat tidak menemukan kantor yang dia tunjukkan.

Setelah muter-muter longok sana sini, akhirnya kantor yang di maksud teronggok begitu saja, sempit dan terkesan kurang bonafid..hahaha, songong. Mbak-mbak yang melayani bukannya menerima saya malah sibuk mondar mandir gak jelas dan ada juga yang dengan cueknya duduk tidak menghiraukan kedatangan saya.

Mbak..saya mau melaporkan kehilangan bagasi, harus kemana?. bukannya dilayani, saya malah disuruh duduk sambil nunjuk kursi sebelah di depan mbak-mbak yang dengan sibuknya bertelpon. Lah, itu dia lagi duduk aja itu ngapain ya?  masha allah muhammad ya rasulullah. Setelah sekian lama, mbak yang lainnya muncul dari dalam dan bertanya. Mau melapor ya?. Allahuakbar, MENURUT NGANAA!

- Terus kapan saya dapat kabar mengenai bagasi ini? tanya saya setelah saya dapat copy pembuatan laporan.
- Kita akan telusuri dulu bagasi Anda ada di mana dan coba tunggu sampai besok di pesawat dengan jam yang sama, barangkali bagasi Anda bisa di bawa bersama pesawat itu, dan nanti akan kita hubungi
- Tapi besok saya sudah tidak di Istanbul lagi melainkan di Canakkale, bagaimana?
- Catat nomor telepon yang selalu bisa di hubungi, jika ada nomor telepon Turkey itu lebih baik, pokoknya nanti kita akan kabari setelah bagasinya ketemu.
Hanya bisa menghela nafas panjang dan pasrah to the max. 

Saat menuju pintu keluar, saya bertemu dengan si Arabian yang tadi juga kehilangan bagasi.  
- Are u done?, tanya nya
- Yup, but i think its gonna take time quite long until the bagage come back to us. I am not pretty sure that they will work on it fastly, Just look at them..so slowly! but yeah, lets Allah works with that and anyway goodluck, i gotta go..see u around!.
Si Arab itu hanya melongo dongo dan sepertinya dia menerawang mendengar penjelasan saya.

Keesokan harinya, telepon tidak juga berdering padahal saya harus meninggalkan Istanbul menuju Bursa dan kemudian ke Truva di Canakkale. Saya mencoba melayangkan surat melalui email, malah di balas bahwa saya harus menuliskan surat ke alamat email yang lain.

Koneksi internet hanya dengan wifi saat di hotel, alhasil baru dua hari kemudian saya baru sempat mengirimkan emailnya. Namun sampai dengan hari ketiga dan keempat hingga kelima pun email itu tidak juga tak di balas. Yah, alamat harus belajar ikhlas ini mah. Udah mendekati pasti itu bagasi hilang entah kemana. Selam Aleykum Turkey....Aleykum Salam Saudia

Sejak keluar dari bandara saya mencoba menghipnotis diri sendiri bahwa selama keliling Turkey hanya dengan baju yang menempel di badan. Namun, atas bujukan si koting akhirnya saya membeli dua potong baju di depan Grand Bazaar sebagai wujud keikhlasan saya atas bagasi yang mungkin tidak akan kembali. Padahal tadinya saya tetap bertahan bahwa saya akan menunggu kabar minimal 2hari, setelah itu baru membeli baju, hehehehe.

Sehari menjelang kepulangan, seorang teman si koting (Enver) yang asli Turkey mengabarkan bahwa bagasi sudah ketemu dan sudah dikirimkan ke alamat seorang teman yang saya kenal saat transit di Jeddah. Dia mahasiswa Indonesia yang kuliah di Marmara University, Istanbul yang dengan baik hati nya mengantarkan tas saya ke hotel di Taksim, Istanbul. Thanks Andika, happy ending juga akhirnya.

0 comments:

Post a Comment