Menembus Batas Bersama Air Asia (Kompetisi Blog Air Asia)

Tak pernah sedikitpun terbersit dalam benak dapat terbang menembus batas-batas negara sebelumnya. Tak pernah pula punya keinginan memiliki paspor. Pergi traveling paling jauh ke Yogyakarta, itupun saat masih SMU. Ke Bali? yah, notabene karena outing dari kantor. Nah kan, kapan benar-benar traveling dan buat apa paspor?.

Seumur-umur naik pesawat, ya hanya outing ke Bali itu. Pertama kali naik pesawat, tidak tahu bagaimana cara pasang sabuk pengaman, apa itu boarding dan tetek bengek istilah penerbangan lainnya, kampungan ya?. Namun semua itu berubah sejak berkenalan dengan Air Asia di penghujung tahun 2009.

Setelah lulus kuliah dan menggeluti dunia pekerjaan, hampir seluruh waktu tersita karena nya. Akhir pekan kalau tidak lembur, ya paling jauh pergi ke Bandung, what a boring life, isn’t it?. Namun dipertengahan Juli 2009, tiba-tiba saya maen pergi saja gitu ke kantor imigrasi untuk membuat paspor tanpa tujuan hendak pergi ke negara mana. Pokoknya kepengen punya paspor seperti orang lain. Saat ditanya akan pergi kemana oleh petugas, dengan asal saya bilang “dapat training dari kantor ke Malaysia”.

Dan saya pun kena batunya, karena setahun kemudian saya benar-benar pergi ke Malaysia setelah mendapatkan tiket promo dari Air Asia. Ah, ini pertama kalinya saya naik pesawat dengan paspor sebagai jati diri. Ini pertama kalinya paspor saya di beri stempel, ini pertama kalinya saya…pertama kalinya saya…sungguh norak bukan?

Malaysia dan Singapore adalah dua negara pertama yang saya kunjungi. Yah, gak jauh-jauh namun jika bukan karena Air Asia, mana mungkin saya dapat menembus batas-batas negara itu. Beli tiket saja rasanya sayang uangnya, mending ditabung buat beli asset.  Namun, sejak saat itu, tabungan saya tidak pernah bersaldo. Di tambah dapat tawaran kartu kredit yang bekerja sama dengan Air Asia, makin ramping tabungan saya.

Tak kurang dari tiga kali trip ke luar Indonesia setiap tahun, ditambah dengan trip domestik. Dari yang setiap weekend hanya ke Bandung, kemudian saya menjadi semacam cacing kepanasan dan mendadak gatal-gatal di setiap kali terdapat tanggal merah di kalender. Traveling addicted syndrome attact.

Laptop saya pun kemudian berubah fungsi, dari semula hanya file excel yang di buka, berubah menjadi mesin pencari tiket murah (promo) nya Air Asia. Bahkan kamar saya menjadi ruang editing foto-foto traveling. Tas yang tadinya hanya tas laptop dan tas jalan, kini bertambah dengan carrier 32kg. Saking getolnya berburu tiket promo dan seringkali berhasil mendapatkan tiket murah, teman-teman saya menjuluki saya suhu Air Asia.

Jika promo tiket murah akan berlangsung, saya mendadak jadi seorang ticketing agent. Saya kebanjiran email dan BBM (Blackberry Messenger) yang isinya informasi data pribadi teman-teman dan tanggal-tanggal tertentu dengan pesan singkat “tolong bookingin ya”..heh???. Alhasil, jari saya keriting otak-atik laptop semalaman, bahkan sampai pagi dan dilanjutkan di kantor, sementara mereka? Ya tidur dengan damainya.

Rekor terindah saya bersama Air Asia adalah saat terbang Jakarta-Kuala Lumpur-Macau-Kuala Lumpur-Jakarta, hanya dengan kurang lebiih lima ratus ribuan. Nikmat mana lagi yang kau dustakan jika sudah begini?.

Memulai aktivitas baru sepulang dari traveling, bukannya tambah produktif kerja, namun sebaliknya. Meningkatkan adrenalin dan produktivitas berburu tiket untuk trip yang akan datang. Alhasil, 2-3 hari setelah pulang traveling biasanya langsung mencari destinasi mana lagi yang akan dituju. Kalender di meja kantor biasanya terdapat dua buah, satu kalender tahun berjalan, dan satu lagi kalender tahun yang akan datang. Bahkan kalender tahun yang akan datang pun biasanya sudah ada yang di highlight stabilo. Manager saya terkadang hanya bisa menggelengkan kepala saat saya sudah mulai memberikan highlight di kalender. "Mau kemana lagi? emang cuti lu masih ada?", paling saya jawab "terserah deh, unpaid leave juga tidak apa-apa, yang penting terbang".

Air Asia sampai saat ini sudah mengantarkan saya menembus kurang lebih 10 batas negara di Asia dan Middle East (Malaysia, Singapore, Thailand, Vietnam, Cambodia, Macau, Hongkong, China, Japan) dan yang terbaru adalah Umrah ke Saudi Arabia, “what a such wonderfull Journey so far”. Semua hanya bermodalkan tiket promo Air Asia.  Sayangnya tiket Promo saya dua kali ke India harus batal karena alasan pekerjaan. Masih banyak sekali negara yang ingin saya kunjungi, sayangnya penerbangan Air Asia ke eropa sudah di tutup. Mungkin dalam beberapa waktu yang akan datang, penerbangan tersebut akan dibuka kembali.

With Air Asia, now everyone can fly…like me! Thanks Air Asia, I am no longer an employee who just sitting at the back seat holding keyboard for making report, you are my window of the world.

berikut adalah beberapa photo hasil bidikan setelah terbang bersama si sayap merah.

Umroh Backpacking Ramadhan 1435 bersama Air Asia

Sakura Mekar di Osaka Castle

Victoria Harbour, Hongkong

The Peak, Hongkong

Big Budha, Lantau-Hongkong

Bertemu Geisha di Kyoto

Fushimi Inari Shrine, Kyoto

Kinkakuji Temple, Kyoto

tulisan ini saya sertakan dalam kompetisi blog 10 tahun air asia indonesia.

Salam Ransel