Bercuti Kat Malaysia Maaa (2)

Perjalanan selanjutnya, karena hari menjelang maghrib dari Bangunan Abdul Samad (Part 1) mampir untuk sholat maghrib di Masjid Jamiek yang hanya beberapa puluh meter. Dikarenakan kaki rasanya sudah mau patah ditambah teman-teman yang lain juga sudah rewel kelaparan, sempat bertanya-tanya kepada penduduk lokal kira-kira seberapa jauh Petaling Street dan Central Market (Pasar Seni) dari Masjid Jamiek, namun karena menurut pengamatan dari peta, kayaknya tidak begitu jauh akhirnya dengan sedikit bujuk rayu dan tipu muslihat, teman-teman bersedia juga berjalan kaki (terlalu dekat jaraknya jika harus menaiki LRT dari Masjid Jamiek ke LRT Pasar Seni).


Petaling Street
Inilah dia Chinatown nya Malaysia, sekilas mirip dengan Pasar Baru di Jakarta dengan lampion-lampion khas china yang menggantung disepanjang lorong namun bedanya, tempat jualan di Petaling Street hanya merupakan kios-kios layaknya kaki lima bukan kios-kios bangunan permanent seperti di Pasar Baru (bukan membanding-bandingkan, namun hanya sekedar memberikan gambaran saja). Kios-kios ini menjual beraneka macam benda, dari mulai tas, jam tangan, kaos, sepatu, cendera mata/souvenir dan lain-lain. 

Selain itu ada beberapa penjual jajanan pasar di sini yang layak untuk di coba seperti es Air Mata Kucing (saya boleh bilang rasanya macam es cendol), biji nangka yang di panggang (uhm, lumayan enak) dan WAJIB coba Ikan Panggang Portugis (tidak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Petaling Street)



Info : Naik LRT tujuan Pasar Seni

Ikan Panggang Portugis
Setelah seharian berputar-putar mengakibatkan perut keroncongan tiada taranya, kini saatnya santap malam. Pilihan jatuh kepada Ikan Panggang Portugis, yang memang sangat legendaris di daerah Petaling Street. Terletak persis di bawah papan nama sebuah bank (lupa namanya), tempat makan ini bukan lah tempat makan layaknya restoran namun hanya seperti tempat makan biasa (uhm, mungkin lebih mirip tempat makan pinggir jalan) yang terdapat disebuah lorong dengan kursi-kursi dan meja. Untuk menemukan tempat ini, masuklah melalui gang kecil persis dibelakang yang jualan Air Mata Kucing.

Ikan Panggang Portugis adalah sejenis makanan yang sebenarnya adalah seafood berupa udang, cumi-cumi, ikan pari, kerang dan sotong. Namun cara penyajiannya yang unik yaitu seafood yang telah dibumbui kemudian dibungkus alumunium foil dan kemudian dipanggang hingga matang menyebabkan aroma dan sensasi rasanya yang sangat khas dan lezat. 

Karena sangat lapar akhirnya saya berdua teman saya memesan 1 porsi jumbo mixed (ada yang regular, sedang dan jumbo) seharga RM30 yang isinya adalah Ikan Pari, Udang, Kerang dan Sotong. Luar biasa, meskipun harganya cukup mahal namun terbayar dengan rasanya yang gurih dan nikmat sekali Ikan Panggang Portugis ini, rasa dan harumnya sampe sekarangpun masih berasa setiap mengingatnya.

Info : Harga dan pilihan menu bisa dilihat di tempat

Pasar Seni
Sesampainya di Pasar Seni, berkeliling untuk mencari souvenir untuk keluarga dan kerabat serta teman-teman kantor, namun karena sudah menjelang pukul 20an (Maghrib di Kuala Lumpur kira-kira 19:30an) sebagian tempat makan di food court sudah habis dan akhirnya kita putuskan untuk makan malam di daerah Petaling Steet (Chinatown). 

Pasar Seni adalah sebuah tempat pusat kerajinan dan souvenir di Kuala Lumpur yang menjual berbagai cendera mata khas Malaysia seperti gantungan kunci dan miniatur Petronas Tower serta kerajinan-kerajinan lainnya. Bangunan berlantai 5 ini jika boleh dibandingkan mungkin seperti Pusat Handycraft di Sarinah Jakarta. (untuk lebih lengkapnya boleh di lihat di situs resmi Pasar Seni di sini).



Info : Letaknya tidak jauh dari Petaling Street, naik LRT tujuan Pasar Seni

Hal Penting :
- Untuk berbelanja cendera mata atau souvenir bisa pergi ke Central Market dan Petaling Street
- Praktekkan keahlian dan jurus tawar menawar jika berbelanja di dua tempat ini
- Cobalah makan Ikan Panggang Portugis
- Petaling Street dan Central Market jaraknya sangat dekat, jadi tinggal jalan kaki saja

0 comments:

Post a Comment