Mendadak Panik Visa Japan - [Ojek Mana Ojek]
Banyak cerita tentang susah nya mendapatkan visa terutama ke negara-negara maju bagi pemegang paspor hijau seperti saya. Meskipun sudah diingatkan beberapa teman bahwa visa Japan itu cenderung mudah, namun saya tetap saja dilanda cemas dan mendadak mumet.
Persyaratan sudah lengkap namun kendala di tabungan yang karena ada keperluan mendadak terpaksa harus tarik tunai sebagian sebelum pengajuan visa ini. Alhasil, jadilah jumlah uang di rekening bisa dibilang pas-pas an, pas untuk diterima atau di tolak visa nya.
Jika dalam keadaan bingung, terkadang saya punya ide yang konyol. Maka timbulah ide untuk memanipulasi data rekening dengan memotong tanggal print out copy tabungan di saldo saat sebelum tarik tunai. Perfect! saya siap menghadap yang berkuasa di bidang visa di gedung yang letaknya persis di depan plaza EX, Jakarta yang setiap hari nya nongkrong mobil polisi warna orange, Japan Embassy.
Ragu dan cemas membuat selera makan lemas. Bagaimana jika pihak embassy melakukan konfirmasi ke bank, bagaimana jika dia mengecek tanggal di copy tabungan, bagaimana jika buku tabungan asli di minta dan di cocokkan dengan copy yang saya lampirkan, bagaimana jika...jika ini itu..itu ini dan bagaimana...arrgghh, saya mulai kacau dengan sejumlah pertanyaan pribadi yang menjadi diri merasa dengki pada yang punya uang tak mini.
- Kapan mau apply Visa?" saya akhirnya menyapa teman
- Mau apply bareng ajah? soalnya kita pake surat keterangan kalau biaya perjalanan ditanggung kantor
Tawaran teman bak angin sendu menyapa merdu hati yang sedang merindu.
- Emang bisa ya pake jaminan kantor doang? surat keterangan gw cm menjelaskan kalo gw karyawan dan ke jepang bukan untuk cari kerja dan akan balik lagi bekerja dan biaya ditanggung sendiri. Lagipula kan gw bukan karyawan kntor lu, nah kalo pihak kedutaan nanti konfirmasi, apa malah jadinya kagak runyam?. Saya merasa tak yakin!
- Kita kemaren apply visa korea bisa kok, dan tidak ada konfirmasi, lagipula kan di urus sama agent, kita terima beres aja.
Ya jika hanya pake surat jaminan dari kantor dan rekening tabungan pribadi tidak diperlukan, ya lebih baik pake travel agent ajah. Toh kesempatan akan lebih besar mengingat tabungan yang dilampirkan adalah rekening si penanggung biaya perjalanan.
Di tengah proses visa, teman saya kemudian memberikan informasi tambahan
-Son, ini travel agent tetap minta copy rekening tabungan berapapun saldo nya
Tiba-tiba saya terpaku membaca sekelumit kalimat tak sedap itu!
- Kemaren katanya bilang cuma pake surat refferensi kantor, gak pake tabungan segala, kenapa sekarang jadi berubah lagi persyaratannya. Kalo syaratnya sama aja mah mending apply sendiri dong, lebih murah lagi.
Akhirnya tak jadilah saya apply via travel agent dan mengambil semua berkas saya yang sudah di travel agent dan kembali ke rencana semula. Sekalian lah saya mencari tahu seperti apa apply visa Jepang itu, biar ada perjuangan dikit.
Kepala tuing-tuing lagi cemas tatkala ingat perihal pemotongan tanggal copy rekening tabungan. Ya seperti biasa, pake jurus klise kasak kusuk alasan busuk meminta bantuan teman dan adik saya mengisi tabungan dengan sejumlah dana dan print kembali ke bank.
Tiba di depan embassy, saya menyusun kembali semua berkas. Dan jreng jreng mata jereng mencari-cari lembaran bookingan hostel di japan raib!.
- Duh, ini bookingan hostel gw pada kemana ya? kok ilang semua. Emosi saya bertanya setengah menyalak ke teman.
- Diambil sama agent son, kan kita apply visa barengan dan tinggal di hostel yang sama. jawab teman saya.
- Loh, kalian kemaren gak copy itu bookingan hostel? kan gw sudah bilang, copy masing-masing dan lampirkan berkasnya di masing-masing orang!. Lagipun kenapa kagak bilang kalo bookingan hotel di ambil agent, kan lu tau gw mau ambil berkas gw lagi
- Kirain lu ngecek lagi son pas kemaren ambil berkas..temen saya bela diri
Ya salah saya juga tidak melakukan cek ulang saat menerima pengembalian dokumen dari agent kemaren. Saya pikir dokumen itu akan sama komplit nya seperti saat diserahkan.
Saya berusaha tetap sabar karena sabar adalah kunci biar hati tetap lebar. Saya muter-muter mencari rental komputer untuk print out semua bookingan hotel tapi tidak sukses. Waktu sudah semakin mendekati batas akhir penyerahan dokumen pengajuan visa hari itu, ya sudah lah diputuskan esok kembali lagi ke embassy.
Keesokan hari nya, saya kembali ke embassy dan mengantri di pintu gerbang bersama yang lain.
- Keperluannya nya apa mas?, tanya petugas saat penukaran id embassy
- Apply visa, pak
- Tunggu sebentar mas, tunggu sampai orang yang di dalam itu masuk dulu, lanjut petugasnya (jadi, masuk ke dalam embassy itu harus satu-satu, tidak boleh sekaligus rame-rame).
Di dalam ruangan tidak terlalu banyak orang, saya mengambil nomor antrian dan mencari tempat duduk. Rasa cemas, ragu dan bimbang kesumat campur aduk dengan duk duk duk bunyi sepatu belel saya di lantai. Melihat loket berasa nasi uduk busuk, pengen muntah. Dalam keadaan super grogi, biasanya saya memang mendadak pengen muntah.
Ini adalah pertama kalinya saya apply visa dengan melampirkan rekening tabungan. Bayangan penolakan karena tabungan tidak cukup pada batas saldo yang ditentukan, membuat "panic button" saya menyala otomatis.
Tibalah giliran saya menghadap loket. Petugas melihat-lihat berkas saya dan tiba-tiba bertanya.
- Ini yang satu nya lagi sudah apply visa belum?
- Hah?, yang satunya siapa ya mbak? jawab saya bingung
- Ini dibookingan tiket kan ada 2 orang, timpal mbaknya, sudah apply belum dia?
- Oo, dia apply sendiri mbak, sudah duluan, sadar saya
Mbaknya menyodorkan kertas untuk di isi.
-
Visa nya bisa di ambil hari rabu ya mas, bawa tanda terima ini, jam waktu pengambilan dari jam 14:00-15:00
- Ok mbak, terima kasih banyak.
Sabtu, Minggu, Senin, Selasa laksana seminggu. Teringat lembar diagram pengajuan visa dari mulai saat memasukkan berkas sampai dengan visa disetujui atau di tolak dan jika di tolak hanya bisa mengajukan kembali setelah 6 bulan ke depan dan alasan tidak disetujui tidak diberitahukan.
Mulailah andai berandai dalam masa penantian bergerilya dengan bebas, meledek, mengejek dan seolah tersenyum durjana. Rabu pun tiba, saya harus menyelesaikan urusan kantor terlebih dahulu sebelum menuju embassy untuk mengambil paspor yang dengan harapan sudah ditempeli visa japan di dalamnya.
Tapi entah pertanda apa tiba-tiba hari itu kantor pajak berasa sesak dan saya terbelalak mendapati nomor antrian saya di sembilan puluhan dan nomor antrian yang tertera di display baru empat puluhan, artinya saya harus mengantri lima puluhan nomor lagi. Yap, lima puluh nomor!! belum lagi saya harus ke kantor pajak lainnya dan entah harus berapa nomor lagi saya harus mengantri di sana!.
Langsung berasa mules, berasa menduduki kursi toilet!. Saya langsung menyusun skenario dadakan meminta driver menggantikan tugas saya submit laporan.
Telp kantor gak di angkat, telepon driver kantor tidak nyambung, bbm teman belum juga di baca. Tik tok tik tok detik dan menit seolah menertawakan dan display nomor antrian berjalan sangat lambat. Aduh, saya harus tiba di embassy sebelum jam 3, jalanan pasti koplak jaya karena jam makan siang begini, keburu gak ya. Saya beneran mules.
Tibalah jam makan siang, dan telepon berbunyi
- Pak, masih di kantor pajak? kantor pajak yang mana, saya otw kesana nih, suara di ujung sana langsung nyamber bersusun-susun.
Cesss, es teh tawar yang saya minum berasa juice segar setelah menerima telepon dari driver tersebut, sempurna! saya bisa mengalihkan tugas kantor ini!.
Selesai di kntor pajak pukul 14:00 tepat waktunya loket pengambilan visa dibuka dan jreng benar adanya jalanan macet ditambah hujan mulai turun seakan menghalangi saya!
-
Mas, nanti turunkan saya di tempat yang ada ojek nya ya, saya mau naik ojek aja ke embassy. lirih saya ke driver yang sedang bengong melihat jalanan.
- Masih keburu emang pak? ini sudah 14:30 loh pak, hujan lagi, apa gak sebaiknya besok saja pak ke embassy nya. timpal driver kantor...
- Saya harus ke embassy hari ini mas, apapun yang terjadi, soalnya visa saya dijanjikan diambil hari ini, ngotot saya penuh gelisah basah, loh!!
- Mas, turunkan saya di sini, itu kayaknya ada ojek.
Di tengah hujan rintik-rintik skala sedang, saya setengah berlari dan mengecek isi dompet untuk membayar ojek.
- Hah, kok cuma ada 50rb? yaelah, kenapa semalam lupa ke ATM ambil duit.
Mulai panik stadium klenik. ATM mana ATM! mana dia! kebodohan nomor satu terjadi! lirik jam sudah 14:45, liat pom bensin langsung menukik dan ternyata oh ternyata ATM BCA nya antri. Hiyaa....apalagi ini! ATM Mandiri terlihat menganga teronggok dan melongok. Tanpa pikir panjang langsung ambil duit via Mandiri dan melesat lagi menuju ojek yang sedang mangkal.
- Ojek mas?...Yang punya motor mengeryitkan dahi. eh, bukan ya? maaf-maaf!
Saya berjalan ke motor yang satunya
-
Ojek bukan mas?, lah bukan juga? aduuuh, ojek mana ojek!
Ternyata mereka semua adalah kerumunan pengendara motor yang sedang berteduh karena hujan gerimis
Tersisa 5 menit menuju loket pengambilan visa di tutup dan saya masih berada di pancoran, masih jauh menuju Japan Embassy di bilangan Thamrin. Saya tidak akan sampai di Embassy meskipun naik ojek dengan kecepatan ala-ala pembalap Rosie.
Saya mencoba membuka browser mencari nomor telepon embassy untuk konfirmasi, namun tetesan air hujan menyulitkan saya membuka browser. Waktu menunjukkan pukul 15:00, Ah tamat sudah riwayat saya. Gagal ke Jepang gara-gara tiada ojek.
Telepon kemudian tersambung namun tak ada orang sepertinya. Setelah dua kali redial, di ujung sana menyapa, "Hallo". Saya pikir bakalan pake bahasa Jepang atau minimal English karena itu nomor telepon Kedutaan Japan, tapi mungkin yang kerja tetap orang Indonesia.
- Visa mulai bisa diambil hari ini mas, tapi besok dan seterusnya juga bisa kok. Informasi kemaren di loket bilang hari Rabu bukan berarti cuma bisa di ambil hari ini saja
Dduaarrrr!!! kebodohan dua terjadi. Kenapa saya tidak bisa berpikir jernih dan menerjemahkan dengan bijak bahasa mbak petugas saat menerima tanda terima "visanya BISA di ambil hari rabu ya mas". Kata BISA bukan berarti cuma BISA hari rabu tapi BISA di ambil mulai hari rabu dan seterusnya. Uhnm, harus nya bahasa yang benar adalah "BISA DIAMBIL MULAI HARI RABU" BUKAN "BISA DIAMBIL HARI RABU". Kalau begitu kan saya tidak berasumsi visa di ambil hari Rabu saja.
Eh, siapa yang bodoh ya? saya atau bahasanya yang rancu laksana memakai gincu?. Yowis lah, gak perlu ojek dan gak perlu ke embassy juga. Tapi terlanjur basah ini kena hujan, pulang aja apa ya gak usah balik kantor.
- Mas, saya tunggu di depan ya, masih ngantri kah di dalam? saya menelepon driver
-
Untung bapak telepon, ini petugas pajaknya ada tanya pak, saya gak ngerti, bisa tolong bapak masuk ke dalam
Arrgghh, saya sedang bodoh hari ini, jangan tambah lagi kebodohan lainnya!
Esok hari nya, saya kembali ke embassy dan nomor antrian kembali mendadak panjang meski tidak sepanjang di kantor pajak kemaren. Saya gelisah lagi namun tidak disertai basah seperti saat mencari ojek , menunggu dan menunggu satu persatu nomor antrian dipanggil.
Memperhatikan dengan seksama mimik orang-orang yang kembali dari loket dan kebanyakan dari mereka tersenyum dengan paspor di tangan, apakah ini pertanda baik?. Mungkin itu pertanda visa mereka di approved tapi belum tentu buat saya.
Tibalah giliran saya. Mencoba berjalan tegar, saya menuju loket disertai jantung berdebar. Apakah paspor saya sudah ditempeli visa? ataukah saya diminta melengkapi dokumen lagi? ataukah paspor saya dikembalikan dan tidak terdapat visa di dalamnya?. Asumsi-asumsi itu membuncah di kepala.
Ibu-ibu menerima tanda terima saya dan mulai mencari paspor ditumpukan sebuah keranjang kecil yang didalamnya terdapat paspor-paspor. Saya menahan nafas membuangnya lepas namun lemas, lama paspor saya tak ditemukan. Ibu itu kembali mencari dan jreng, dia mengambil sebuah paspor dan mencocokkannya dengan tanda terima saya lalu menulis sebuah kwitansi, 325.000 rupiah (single entry), ibu itu tiba-tiba menyebutkan nominal itu. HAH! apakah visa saya disetujui?? serius??? gumam saya.
Setelah menerima uang dari saya, ibu itu menyerahkan tanda terima dan membuka paspor saya dan menunjukkan visa japan sudah tertempel di salah satu lembaran paspor saya. Ingin teriak tapi terasa norak, ya sudah teriak dalam batahin saja. (maklumlah, saya baru pertama kali mengajukan visa
yang diantaranya terdapat syarat harus melampirkan saldo tabungan, visa
china yang saya urus sebelumnya tidak mengharuskan adanya tabungan dan
bahkan cambodia hanya VOA)
Saya lega namun tak percaya. Sebagai bentuk solidaritas atas perbuatan kepada perut saya, akhirnya saya merayakan kemulesan yang sudah daritadi meronta. Saya melihat-lihat lagi visa di paspor saya dan berniat ingin pamer sedikit. Dan, loh handphone kemana, nah gak ada di kantong. Waduh jatoh di mana dia, wah gawat lupa. Saya menghambur ke toilet dan dia sedang tergeletak tiada daya upaya di sana. #hedeeeeeehh!!
TOKYO-KYOTO-OSAKA, here i come!!
Pengajuan visa japan diajukan perwilayah di beberapa bagian wilayah di Indonesia dan semua berkas harus disusun berurutan sesuai dengan nomor urut persyaratan yang di minta, itinerary dan formulir pengajuan visa dapat di unduh di website embassy dan untuk lengkapnya bisa di lihat di sini
Hal Penting :
1. Mengajukan visa Japan ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, dan rumor mengenai tabungan yang saldonya harus puluhan juta, ternyata tidak terjadi dengan saya, karena saldo tabungan saya hanya bernilai 10 juta (hitung saja berapa lama tinggal di japan dan kalikan dengan biaya hidup perhari di sana, dan yang terpenting adalah berkas semua komplit dan terlihat aliran gaji/income di dalam nya)
2. Lama pengurusan visa Japan dari mulai memasukkan dokumen sampai visa di ambil adalah cuma 3-4 hari kerja
6 comments:
Betapa besar perjuanganmu untuk mendapatkan visa ini yah..
itu baru Japan, apalagi AUSIE, Schengen atau US ya..
Hi, mau tany dong, jarak antara buat visa dengan keberangkatannya itu berapa lama yah? misal kalau saya pergi awal dec, apakah awal nov sudah bisa apply atau gmn?
thanks banget atas info nya
Visa japan jadi cuma 4 hari kerja dan masa berlaku visa terkadang cuma 15 hari-30 hari, saya dulu di kasih cuma 15 hari single entry (mungkin melihat itinerary sya yang cuma seminggu di sana).
untuk pergi awal december, awal-pertengahan nov sepertinya sudah bisa ajukan visa, tapi harus di ingat, kalau visa japan di tolak...3 bulan kemudian baru bisa mengajukan lagi.
Rekening bank nya disulap ya? Emang ga di cek sm kedubes?
Tidak di sulap berlebihan apalagi memalsukan angka, hanya memotong print out tanggal rekening koran...misal per hari nge print tanggal 20 Jan...tapi karena saldo yang bisa di bilang mencukupi di tanggal 10 Jan...maka yg di print out ya cuma tanggal 10 Jan.
Saya kurang tau apakah pihak kedubes melakukan cross ulang ke bank lgsung atau tidak..cuma hemat saya, sepertinya tidak mengingat jumlah yg mengajukan jg banyak dan untuk cross check ke bank pun tidak mudah jika bukan pemegang rekening...
Tapi ya jika untuk keperluan tertentu seperti penyidikan sebuah kasus atau mungkin pengajuan visa, bisa saja mungkin pihak bank agak longgar. Tapi pastinya saya tdk bs memastikan
Post a Comment