Parade Ladyboy ala Simon, PHUKET

[
Selepas ikut tour ke Phi Phi Island dan Maya Bay, agenda saya selanjutnya menghabiskan malam terakhir di Phuket dengan menonton pertunjukan cabaret di mana para pemainnya semuanya adalah para ladyboy alias bencong.

Phuket memang gak kalah dengan kota-kota lainnya di Thailand seperti halnya Bangkok dan Pattaya yang dipenuhi populasi para banci mengisi dunia hiburan malam. Malam sebelumnya saat saya jalan-jalan malam di Bangla Road, para banci pun berkeliaran dari mulai jalanan, bar-bar sampe di etalase-etalase beberapa café di sepanjang Bangla. Hebatnya, para bencong ini sudah menjelma menjadi makhluk setengah wanita buatan bernama shemale/ladyboy. Almost perfect!!!

Bahkan di salah satu sudut jalan, terdapat pertunjukan semi striptease gratisan (istilahnya agogo kalo tidak salah) di mana seorang ladyboy menari-nari mengikuti hentakan music dan jika ada salah satu pengunjung café dan bar memberikan sejumlah uang.

Tak segan-segan ladyboy tersebut memelorotkan kemben yang membalut bagian atas tubuhnya hingga dua buah payudara buatannya dengan bebas menyapa para hadirin, bahkan boleh disentuh loh jika mau. Seperti yang terjadi dengan 2 orang pria bule dan 2 orang wanita bule, yang tangannya dipaksa memegang buletan-buletan silicon oleh si empunya. Mau coba? Bayar dulu!!

Agogo, Bangla Road
Malam diguyur hujan galau alias gerimis malas, dan saya tergesa-gesa menuju mobil yang akan mengantar saya menuju theather tempat para bencong ber cabaret ria (kebetulan saya membeli paket simon cabaret berbarengan dengan paket ke phi phi di pagi harinya, jadi dapat taksi/baca : sedan antar jemput). Sampai di theater, pertunjukan sudah di mulai dan dipanggung para artist yang semuanya ladyboy sudah beraksi dengan lemah gemulai menari dan lipsinc mengikuti hentak irama dan lirik lagu yang diperdengarkan dari mulai irama lagu India, Korea, Jepang, China bahkan Britney Spears dan group music Aqua dengan lagu Barbie Girl nya diperankan gadis centil berbaju pink ala sailor moon dikepang dua dengan dada buatan dari balon, yang bergeyol kesana kesini sengaja dimain-mainkan (banyak sekali lagu-lagu yang dimainkan, gak ingat satu-satu).
Para Ladyboy Simon Cabaret Show

Dekorasi panggung, kostum dan lighting memang dirancang dengan seksama menyesuaikan lagu yang sedang dimainkan. Belum lagi para ladyboy yang totalitas memerankan setiap lakon yang disuguhkan. Jika lagu China yang diperdengarkan, maka si ladyboy bergaya full layaknya gadis China dengan gerakan bibir fasih berbahasa mandarin, pun saat lagu India menghentak, jemari dan gerak tubuh mereka layaknya sedang melihat film Bollywood (iya lah, mereka fasih, lah wong tiap malam mereka kerjaan nya itu-itu mulu)

Abang-abang buntelan

Gadis-gadis imitasi di panggung tampil mempesona dengan balutan baju, make up dan tatanan rambut yang plek tumplek bak wanita asli. Di tambah permainan sorotan lampu membuat mereka terlihat nyaris sempurna dinamai seorang gadis panggung.

Namun, pemandangan panggung seketika berubah total ketika tiba-tiba ada bandot tua dengan body macam buntelan kentut muncul bernyanyi menghentak menyanyikan lagu I will survive. Seketika kekaguman saya akan keberhasilan bermetamorfosis para ladyboy itu sirna! sumpah ini abang-abang bener-bener perusak pemandangan.

Penonton bergemuruh tepuk tangan mengagumi kemahiran si abang menirukan nyanyian lagu dan tiba-tiba dia turun dari panggung berjalan menghampiri penonton dibarisan depan, kemudian menubruk dan mencium salah satu penonton. Malang nian si bule itu, di tubruk truk gandeng.

2 Jam tak terasa, pertunjukan selesai dan tibalah saatnya para ladyboy itu dipajang untuk di mintai foto (di setiap akhir pertunjukan, para pemeran cabaret akan berbaris di pelataran luar gedung theater khusus untuk para penonton yang ingin berfoto). Jika berminat dengan membayar sedikitnya 100 baht, maka bisa berkesempatan berfoto dengan para ladyboy tersebut, tinggal pilih saja ladyboy mana yang ingin diajak berfoto, dari mulai yang berbaju minim dan menerawang memamerkan setiap lekukan dan tonjolan tubuhnya, yang berlagak ala putri kerajaan, yang payudaranya nyaris tumpah bahkan abang-abang buntelan kentut pun ikut-ikutan teronggok diantara para ladyboy yang melambai-lambaikan tangan meminta penonton berfoto dengannya. Rusaaakkk!!!

Memang para ladyboy itu biar bagaimanapun adalah laki-laki, meskipun mereka menyuntikkan silicon di mana-mana, tetap saja tulang bawaan mereka lahiriah nya adalah laki-laki. Ada beberapa yang sepertinya nyaris sempurna mengubah tubuhnya layaknya seorang perempuan namun tidak sedikit yang masih terlihat perawakan asli mereka, seperti dibagian betis, dengkul dan jakun. 

Hari semakin malam, yang meminta foto semakin berkurang, salah seorang ladyboy berteriak-teriak entah lagi marah atau memanggil-manggil orang supaya berfoto dengannya. Yang jelas saya jadi kaget, karena dari nada suara yang tadinya lemah lembut berubah menjadi suara bawaan lahirnya kayak preman pasar ngejar yang nyolong ikan. hoooiii....hoooiii....sereemmm!!!
Mbak-mbak yang serem
 

HAPPY TRAVELING


HAL PENTING
Dilarang memotret di dalam ruangan saat pertunjukan cabaret sedang berlangsung
- Jika ingin berfoto ria, setelah pertunjukan selesai segeralah keluar karena acara foto-foto tersebut tidak berlangsung lama
- Berlakulah sopan, jangan asal main pegang karena jika tidak, bersiaplah merogoh kocek lebih dalam

1 comments:

The Star Of The World (Tatanium-Sx)
The Star titanium price per ounce of the World is a high-performance space rocket rocket black titanium fallout 76 system designed titanium white acrylic paint to can titanium rings be resized launch satellites. ford edge titanium The system uses the T-Shirt,

March 5, 2022 at 11:35 PM comment-delete

Post a Comment