Jelajah Wat di Bangkok (3)


Menjelajah Rattanakosin memang lebih banyak wat yang bisa dikunjungi seperti yang sudah saya tulis di sini dan di sini. Sejauh kaki melangkah, akan banyak sekali wat-wat yang bisa dijumpai, seperti yang saya temukan di tengah-tengah kegamangan langkah kaki yang tidak tahu lagi harus kemana.

Kesalahan mengambil jalan pintas menuju salah satu pier di Chao Phraya selepas dari Golden Mount (Wat Traimit), akhirnya membawa saya terdampar di sebuah tiang tinggi berwarna merah mirip ayunan.

Yah, saya akhirnya tiba di Giant Swing secara tidak sengaja yang sejatinya akan saya kunjungi keesokan harinya menurut itinerary yang sudah saya susun.

Giant Swing dan Wat Suthat
Giant Swing adalah sebuah ayunan raksasa yang pada masa dulu nya digunakan dalam setiap upacara untuk menghormati Dewa Shiva. 

Ayunan ini digunakan untuk mengadu keberanian dengan mengayun setinggi-tinggi nya untuk mencapai kantung berisi uang yang digantung di ujung ayunan. Karena alasan keamanan dan berbahaya, adu keberanian ini sekarang ini sudah di larang.

Masa kini, Giant Swing hanyalah sebuah monumen yang terletak di tengah-tengah sebuah jalan (jika tidak salah Dinso Road) yang di sebelah kanan dan kirinya terdapat Wat Suthat dan Lapangan serta City Hall.



Wat Suthat, yang terletak persis di seberang Giant Swing ini saat saya berkunjung sedang ada peribadatan dari para monk/biksu serta warga setempat karena hari memang sudah menjelang malam.

Karena waktu kunjungan juga sudah ditutup dan sedang ada peribadatan, saya hanya sempatkan untuk melihat-lihat sebentar ke sekeliling temple.

Bentuk maupun material serta ornamen-ornamennya tidak ada yang berbeda dengan mayoritas wat-wat yang ada di Bangkok, keemasan dengan lengkungan-lengkungan diujung atapnya.

Terlanjur capek, saya akhirnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Khao San Road dari sini. Cukup jauh memang, tapi saya malas bertanya-tanya bus no.berapa yang menuju Khao San Road mengingat orang Thailand jarang sekali yang mampu berbahasa english.

Hemat saya daripada naik bus dan salah lagi dan kembali harus melangkah lebih jauh dikarenakan tidak tahu arah (baca kesasar), lebih baik saya bermodalkan peta di tangan.

Wat Intrawihan (Standing Budha)
Inilah wat yang di halamannya terdapat patung budha sangat besar berdiri. Tidak seperti wat-wat yang lainnya yang menempatkan patung budha di dalam ruangan, Wat Intrawihan ini membiarkan patung budha yang segede gaban berselimutkan atap langit begitu saja teronggok di halaman terbuka.

Sayangnya, dikarenakan waktu sudah malam, wat ini sudah ditutup untuk kunjungan umum. Saya sengaja memutari wat ini untuk melihat-lihat kemungkinan adanya akses masuk, namun apa boleh buat, wat ini benar-benar sudah ditutup (tidak sempat ambil gambar).

Untuk mencapai wat ini, dari Khao San Road tinggal berjalan lurus hingga menemukan fly over Rama VIII Bridge, kemudian berbelok ke kanan, dari sini sudah terlihat. Atau bisa juga dicapai dengan menaiki tuk-tuk, namun Anda harus jago menawar, karena tuk-tuk di area Khao San Road sangat mahir bermain-main harga dengan para turis.


Hal Penting
- Tidak banyak yang bisa dilakukan jika menyodorkan peta kepada orang Thailand, karena sebagian besar dari mereka tidak bisa membaca peta dan bahasa english

- Hati-hati jika bertanya suatu tempat karena orang Thailand kadang asal tunjuk arah dan juga menawar tuk-tuk apabila tidak yakin akan jarak yang akan ditempuh, bisa kena tipu.

- Usahakan mengunjungi wat-wat di Bangkok sebelum jam 5-6pm karena sebagian besar wat-wat akan tutup menjelang jam 5pm

0 comments:

Post a Comment