Berburu Miniatur Dunia di Shenzhen




Salah satu alasan mengapa saya bela-bela in mengajukan Visa China di Jakarta demi dapat masuk Shenzhen karena VOA (Visa On Arival) di pintu masuk Louhu kembali diterjang rumor ditutup sementara. Isu penutupan VOA ini dikarenakan terdapat sebuah event di China.  

Aadalah Window of the World (WOW) yang saya tuju. Saya ingin melihat Menara Pisa dan Coloseum di mana impian saya belum terwujud melihat aslinya di Italy. 

Karena terlambat bangun di Hongkong ditambah saya salah turun saat menaiki KCR menuju Lowu (perbatasan Hongkong dengan Shenzhen (Mainland), belum lagi kebutaan saya akan aksara kribo china yang kruwil kruwil. Waktu saya terbuang sia-sia. 


Praktis baru menjelang siang hari saya baru sampai di hostel yang sudah saya booking, itupun pake acara kesasar pula menemukan hotel ini (saya memang sering mengalami disorientasi arah jika sedang traveling, harusnya membaca peta belok ke kiri, saya ke kanan)

Setelah berkenalan dengan teman sekamar saya si Ausie dan si tua tukang mabok USA selama 2 malam di Shenzhen (maklum kere, jadi booking kamarny yang dorm room), saya melempar backpack dan pamit cabut menuju Window of the World.

WINDOW OF THE WORLD
Pintu masuk  WOW berlatar Menara Eiffel saat pesat kembang api
Siyalnya hujan tiba-tiba terjun bebas saat saya mencapai pintu masuk WOW. Karena tidak mau kehilangan waktu, meski gerimis saya paksakan untuk berkeliling taman yang di huni berbagai macam miniatur landmark dunia yang dikelompokkan berdasarkan benua ini. Satu tujuan saya PISA!!!. 

Landmark dari benua Asia di antaranya: Borobudur (Indonesia), Angkor Wat (Cambodia), Grand Palace (Thailand), Taj Mahal (India), Gyeongbokgung Palace (Korea), Palace lupa namanya (Japan), dll. 

Dari Eropa : Eiffel dan Arc De Triomphe (France), Pisa dan Coloseum (Italy), Menara Merah (Russia), Hagia Sophia (Turkey), Basilica St.Peter (Vatican), Stonehenge (England), Acropolis (Greece) dan banyak lagi. 

Mewakili benua America terdapat Liberty, New York City, Capitol Building, White House, Grand Canyon (USA), Niagara Waterfall (Canada) dan lupa lagi, hehehe.

Africa diwakili oleh The Great Pyramid and Spinx dan Australia terdapat Operta House tentunya (maaf saya lupa mengingat nama-nama kesuluruhannya karena trip ini sudah hampir setahun lewat saat saya menulis ini).
Panggung Opera
White House, USA

Arc De Triomphe, France
Niagara Falls, Canada
Opera House, Australia
Coloseum, Italy
Setelah berputar-putar kesana kemari akibat kembali disorientasi arah ditambah peta isi kawasan di tangan robek-robek sudah terguyur hujan.  Akhirnya saya tidak tega melihat Menara Pisa teronggok tak berdaya disalah satu pojok belakang . Begitu mungil, mungkin hanya 2 meter tinggi nya, beda sekali dengan Menara Eiffel yang berdiri megah menyerupai bentuk aslinya dan berada di jajaran depan pintu masuk pula (uhmmm, ini tidak adil, hhehehe). Yah, asikin aja lah meski kecewa melihat mang Pisa begitu mini nya!! hayang amuk ek amuk ka saha, nya ngaleos we indit!!!

Malam mulai menjemput, saat saya berjalan menuju gerbang sayup sayup terdengar tepuk tangan yang ramai, wah ada apa ya??. Ternyata dipanggung utama sedang terdapat pertunjukan opera kolosal, wah mayaaaannn, gratis lagi!! (sayangnya tidak ada yang membagi-bagikan besek gratis, kuciwa!!).

Plek lempar pantat duduk dibarisan belakang karena kursi penuh. Seru juga pertunjukannya, namun karena bosan saya hanya duduk melamun menerawang tak menentu! Saya merasa terasing di tengah kerumunan dan hingar bingar music serta cung cang cing bahasa yang tak sedikitpun saya mengerti. 

Pertunjukan di akhiri dengan pesta kembang api, dan hujan deras pun kembali mengusir kerumunan orang termasuk saya yang segera ngibrit tunggang langgang. Sampe di kamar si Ausie dan si USA sudah ke alam lain, hadeuh sepi lagi, lirik jam tangan ternyata sudah pukul 12 malam.

SPLENDID OF CHINA

Pagi ini adalah hari terakhir saya di Shenzhen (Mainland) sebelum bertolak kembali ke Jakarta via Macau dan masih ada satu agenda lagi, yaitu mengunjungi Splendid of China (Miniatur khusus dari China). 

Saat bangun pagi, si Ausie sudah mabor terbang ke Shanghai sedangkan si USA sedang asik membaca buku sambil ngebir, grooookkk!! bau semerbak!!. 

Sesampainya di gerbang tiketing masih tutup, hadeuuuh boring!! gak jelas mau ngapain!. Saat loket di buka, saya langsung bergegas mencari-cari di mana Great Wall berada,. Namun karena saya tidak memegang peta lokasi layaknya saat berkunjung di WOW, saya kembali tersesat tak tahu rimbanya. Saya teronggok di sebuah danau dengan pemandangan ujung sebuah pagoda, byaaaaaaaaaaaaaaaarrrr...hujan turun dengan derasnya, astajiiiimmmm!!! 

Putar sana putar sini, Great Wall tak juga tampak sementara waktu sudah menunjukkan hampir pukul 1 siang. Saya harus segera check out dan kembali ke Macau demi mengejar ferry sore hari karena jika saya berlayar malam hari saya akan kena charge lebih mahal.  Selain itu ada titipan temen egg tart Margareth Nata e Cafe di Macau yang terkenal itu. Jadilah saya segera meninggalkan Splendid of China tanpa melihat wujud dari si Great Wall. Tak apalah, mungkin suatu hari nanti garis tangan saya menentukan saya melihat Great Wall aslinya di Beijing sana, amieeennn!!

Alarm di otak menyala tanda saya salah jalan lagi, duh disaat genting dan terburu-buru begini masih aja harus kalang kabut. 


Saat tiba di kamar, si USA raib entah kemana, saya hanya pamit dengan secarik kertas meninggalkan pesan, "See u later in the middle of nowhere and time, Peter. Enjoy the TORABIKA coffees, those are all for u. I'm leaving SZ now and going back to my country early in the morning tomorrow" (si USA ini suka sekali dengan kopi torabika dan kebetulan dia nyari-nyari di SZ tidak ada dan kebetulannya lagi saya membawa beberapa bungkus).

Backpack dipunggung bertambah berat karena bertambahnya bawaan berupa cenderamata (saya terbiasa membeli satu buah landmark suatu kota untuk koleksi jika sedang traveling). Backpack ini menambah lambat gerak saya di antara lautan manusia di setiap langkah kaki yang saya lalui. Border China kembali saya lalui dengan antrian mengular tiada beda saat pertama kali saya masuk di Louhu.


Saat sedang mengantri, seorang bapak-bapak dan keluarga nya melihat passport hijau yang saya pegang. 
- Mas, dari Indonesia ya?
- Iya, bapak darimana?
- Saya dari Medan, oiya mas, mas nya tau gak ya alamat hotel ini di mana?
Bah, dikira saya google map apa ya. Setelah saya liat-liat, hotel bapak itu ada di kawasan kowloon, jadi saya menjelaskan apa adanya saja.
- Saya harus naik apa ya mas ke sana nya?
- Aduh pak, kalau bapak mau cepat dari sini naik KCR ke Tsim Tsa Tsui, kemudian sambung taksi, tapi saya gak tau persis letaknya di mana hotel bapak.
- Ogitu ya?..mas nya mau kemana?
- Saya mau ke Macau dan besok nya kembali ke Indonesia
- Wah, kemaren-kemaren saya dari Macau dan habis 5.000 USD di casino? Mas nya mau ke casino juga?
- Banyak amat pak habis USD 5.000, terus bapak menang gak?
- Awalnya menang, terus kalah, terus menang lagi terus kalah lagi. Tapi fun kok mas, seneng aja saya
Busyet, abis USD 5.000 dan kalah di bilang senang, bisa buat ke eropa itu mah duit segitu kalo saya.

Saya berpamitan karena harus melintasi border duluan. Di ujung Louhu bagian Hongkong, saat menunggu KCR, saya tidak melihat bapak tadi. Ya sudahlah, mungkin dia naik helicopter kali karena uangnya juga banyak.



HAPPY TRAVELING

Hal Penting
- Luangkan waktu minimal setengah hari untuk berkeliling Window of the World, dan waktu terbaik adalah sore hari karena dapat menyaksikan opera gratis dan atraksi kembang api
- Station Metro untuk Window of the World adalah Shiji Zhi Chuang sedangkan Splendid of China adalah OST, harga tiketnya paling mahal 2 yuan namun tergantung jarak darimana berangkat
- Tiket masuk Window of the World 140 yuan dan Splendid of China 120 yuan
- Jangan lupa kunjungi China Cultural Folk saat berkunjung ke Splendid of China

0 comments:

Post a Comment