Sakura Not Blossom Yet

Sakura identik dengan Jepang karena bunga ini hanya terdapat di tanah samurai dan merupakan tanaman liar yang tumbuh di seantero Jepang. Bunga ini hanya mekar sekali dalam setahun dan pada saatnya tiba, seluruh negeri berseri dan merona.

Sakura mekar dari mulai daerah Jepang bagian selatan menuju ke utara setelah itu rontok dan akan mekar setahun kemudian. Miyuki, seorang gadis Jepang yang saya kenal di pesawat yang kebetulan duduk bersebelahan dengan saya mengamini bahwa jika saya ingin melihat sakura saat ini (awal maret), saya harus pergi ke daerah selatan Jepang, dan saat saya menyebut salah satu kota "Hiroshima?".."no, more south" jawabnya.

Teori mekarnya sakura bukan isapan jempol belaka, dan terbukti bahwa di seantero Tokyo, pohon sakura masih gundul menyisakan batang-batangnya saja. Di sepanjang jalanan Tokyo, praktis hanya seonggok pohon tak menarik tercabik-cabik musim dingin yang baru saja berlalu.

Pun sama saat saya berada di gunung fuji, pohon sakura batang-batangnya bertelanjang panjang tak tahu malu berserakan disetiap sudut. Bahkan onggokan salju masih terdapat di beberapa sudut jalan.

Saya masih berharap bisa melihat sakura di Kyoto minimal kuncup atau setengah mekar, namun apa lacur harapan itu hancur karena di Kyoto pun sama, gersang! sakura masih belum berbaju. Saya hanya bisa membayangkan betapa indahnya seluruh kota dan taman-taman dipenuhi bunga sakura. Asa itu nyata saat saya mengunjungi Kiyomizudera Temple di Kyoto, 3 pohon sakura berlainan warna sedang mekar merah, pink dan putih. 



Osaka, adalah keberuntungan saya selanjutnya melihat sakura. Seorang resepsionis ten hostel yang saya inapi menjelaskan bahwa saat ini cherry blossom memang belum terjadi, namun dia berkata bahwa pergilah ke Osaka Castle karena di sana terdapat taman sakura yang sedang mekar dan saya lupa dia menyebutnya apa, yang jelas semacam pre cherry blossom.

Saya mengobrol banyak dengan staf ten hostel tersebut, bahkan salah seorang staf lainnya ngobrol-ngobrol ngalor ngidul di depan hostel di tengah dinginnya malam kala itu sambil ngebul bersama. Karena udara begitu dingin, kemudian kami melanjutkan mengobrol di dalam, dan dia pun bertanya
- Do you like badminton?
- Yup, why?
- Nope, just asking. uhmm, wanna play badminton with me on the street outside? lanjutnya.
- Hah, its 10pm and so cold outside, well, i dont think so

Dan pintu terbuka, dia menyapa seorang tamu lainnya.
- Hai, do u like badminton?
- Why?
- Nope just asking, jawabnya lagi namun kali ini tanpa mengajak main.

Tergelitik dengan sikapnya, saya bertanya "apakah setiap orang yang masuk ke hostel ini kamu ajak bermain badminton malam-malam gini?". hahaha, no, i was just asking bahaknya.

Pintu terbuka kembali, namun kali ini cewek jepang yang kayaknya adalah temannya. Sesaat kemudian mereka mengobrol ngalor ngidul dengan seru nya diselingi tertawa bersama.
- May i sit here, ijin si cewek jepang pada saya
- Of course, please have a sit

Akhirnya mereka bergabung dengan saya yang sedang melahap makan malam saya 'bento'. Si cowok akhirnya beranjak dan mengambil dua buah raket.
- Hey, are you serius wanna play badminton in the middle of damn cold night outside, teriak saya
- Yup, sambil mesem-mesem
- You are crazy man! lanjut saya.

Selang 5 menit kemudian, mereka berdua masuk kembali
- Hah, are u done? tanya saya sambil terbengong-bengong
- Kali ini si cewek yang menjawab...."yeah, just a few minutes are enough
- What kind of badminton did u play, thats too short tambah saya.
- Juat for fun, jawabnya
- Heh?? saya tertawa tak geli.



Dari kejauhan saya menangkap pepohonan bermerah jambu di Osaka Castle, namun saya tidak menyadari kalau itulah taman yang semalam di jelaskan oleh staf ten hostel. Saat tiba di taman itu, teman saya yang perempuan berteriak. whoaaa, sakura!!!, fotoin...fotoin!!. cekrek-cekrek.

Berjalan kesana kemari ngelilingin taman sakura yang sepertinya sengaja di tata. Ternyata bangam sekali orang-orang bertampang jepang yang menenteng tripod dan kamera. Uhmm sepertinya meraka sedang berhunting ria, bahkan saya melihat salah satu di antaranya berlensakan zoom yang besarnya melebihi body kamera nya. Saya pun tak ingin ketinggalan, bergabung bersama mereka jepret sana jepret sini membidik sakura yang sedang mekar.

Sakura-sakura yang mekar beraneka ragam, merah, putih dan pink muda bahkan beberapa di antaranya sudah mulai gugur. Saya memetik beberapa bunga untuk saya bawa ke Jakarta karena pesanan seseorang. Dan saya pun mendapatkan hadiah bonus sejumput pelototan seorang wanita Jepang.

Sepertinya dia berkata, "apa yang kamu lakukan, dilarang memetik bunga sakura itu" sambil dia geleng-geleng kepala. Ah, terlanjur, bunga nya sudah lepas dan siap masuk tas. Saya pun cuma membalasnya dengan senyuman terindah tanpa dosa.

Hey Miyuki, sakura not blossom yet but i dont need to go to southern japan and i find it in Osaka. Tiba-tiba saya teringat lambaian tangan Miyuki sambil berkata "Selamat Jalan" saat harus berpisah di bandara.


HAPPY TRAVELING
Hal Penting :
1. Cherry Blossom mencapai puncak nya di akhir maret sampai dengan awal april, jadi waktu yang tepat untuk mengunjungi Jepang adalah pada masa itu, namun harus di ingat, itu adalah masa peak season dan otomatis harga tiket dan hotel lebih mahal
2. Datanglah ke taman-taman kota untuk melihat betapa indahnya sakura mekar, namun harus berbagi tempat dengan warga lokal, karena pada masa itu, banyak warga lokal berekreasi dan berkumpul bersama

2 comments:

He he he..betul, kami juga mendapat keberuntungan bisa menikmati Sakura di Osaka Castle..rasanya menyenangkan berjalan di taman penuh Sakura yang wangi dan berbunga warna-warni. We should thankfull for God to that..

Anonymous
March 24, 2013 at 12:58 PM comment-delete

@jejakvicky.com

betul..betul..betul
baru taman penuh sakura saja sudah indah, apalagi cherry blossom di mana seluruh kota berbunga sakura

March 25, 2013 at 10:58 AM comment-delete

Post a Comment